Jean-Michel Basquiat (1960-1988), Antara Protes Sosial dan Komersialisasi Seni

Jean-Michel Basquiat (1960-1988), Antara Protes Sosial dan Komersialisasi Seni – Jean- Michel Basquiat bukan semata- mata ilustrator berkulit gelap dari Brooklyn. Ciptaannya ditaksir oleh banyak pihak selaku pelopor seni graffiti dan menggantikan harapan suara dari kalangan Afro- Amerika di Amerika Sindikat.

Jean-Michel Basquiat (1960-1988), Antara Protes Sosial dan Komersialisasi Seni

jean-michel-basquiat – Perihal yang diakui oleh Basquiat sendiri, ialah kalau protagonis dalam semua lukisan- lukisannya. Usaha Basquiat buat menaruh kalangan Afro- Amerika dalam posisi esensial pada seluruh ciptaannya berasal dari kenyataan getir di era hidupnya kalau apalagi dalam bumi seni kalangan Afro- Amerika hadapi marginalisasi:“ Aku disadarkan oleh kalau aku tidak sempat memandang sebagian gambar dengan orang( kulit) gelap di dalamnya.”

Dikutip dari urbanpsyche, Dalam film“ Basquiat”( 1996), ilustrator kulit gelap ini ditafsirkan selaku seseorang yang berpakaian cemar dengan rambut gimbal yang dikuncir ke atas. Sehari- hari pada era hidupnya yang menggelandang menghasilkan dus selaku rumahnya.

Di dalamnya Basquiat tertidur dengan lelap serta berangan- angan berjumpa Ibunya yang memberinya kekuasaan kencana. Fantasinya buas, seliar kehidupan seksualnya selaku orang yang hemafrodit. Langit, untuk Basquiat, tidak ubahnya lautan dengan aliran menggulung dengan seseorang peselancar sembari menikmati aliran.

Baca juga : Mengenal Biografi Jean-Michel Basquiat

Pekerjaannya pendek, dari baya 20 sampai 27 tahun( cuma 7 tahun), tetapi beliau meninggal tahun 1988, ciptaannya jadi hebat di barisan ilustrator bumi, paling utama para artis pos- modernis. Untuk Basquiat semua ruang yang terdapat merupakan alat untuk buatan lukisannya. Tidak terdapat satu gambar dikira betul- betul berakhir.

Buatan gambar senantiasa berganti tergantung pada kemauan ataupun kondisi sang ilustrator. Ini yang membedakannya dengan banyak ilustrator populer di masanya: gambar Basquiat hidup bersama dengan pelukisnya. Di tangan Basquiat, seni menggambar melewati batas alat kecil yang diadakan menurutnya.

Basquiat lahir di Park Slope, Brooklyn, pada bertepatan pada 22 Desember 1960. Bapaknya merupakan seseorang akuntan generasi Hawai, seseorang hidung bercak yang mencintai nada jazz serta tennis. Ibunya berawal dari

Puerto Rico. Si Bunda memahami beraneka ragam bahasa, antara lain Bahasa Perancis, Spanyol serta Inggris serta mempunyai atensi hendak seni. Kerapkali anak laki- lakinya dibawa olehnya mendatangi pentas serta museum. Kelihatannya, dari kerutinan inilah bisik- bisik hasrat seni Basquiat kecil diasah.

Semenjak berumur 4 tahun, Basquiat dikenal gila dalam melukis. Basquiat mulai melukis pada kertas- kertas yang dibawa kembali oleh bapaknya dari kantor. Cita- citanya merupakan jadi seseorang pengarang serta kartonis.

Pada sesuatu kala, di umurnya yang sedang muda beliau sempat ditabrak mobil. Pada saat- saat menghabiskan waktunya di rumah sakit, Ibunya memberikan kopian anatomi buatan Gray.

Setelah itu hari, basquiat banyak merujuk bpada novel itu dalam membuat lukisannya. Novel yang lain yang pula jadi acuannya dalam melukis merupakan novel buatan William Burrough yang bertajuk“ Junky”. Tidak hanya dari kedua novel itu, Basquiat tidak mempunyai kerangka balik pembelajaran seni atau bimbingan melukis.

Kedua rujukan itu yang setelah itu banyak memberi warna buatan Basquiat. Bagi agennya, Vrej Baghoomian, gambar Basquiat banyak didominasi kombinasi bentuk- bentuk orang yang langsing nampak tulang serta organnya( yang ditafsirkan dengan kelu) dan simbol- simbol tutur ataupun perkataan. Dalam suatu wawancaranya dengan majalah The New York Times, tahun 1985, Basquiat mengatakan kalau ia memakai perkata seperti kuas gambar.

Perihal ini menampilkan alangkah untuk Basquiat lukisan serta perkata adalah ikon belaka yang sebanding letaknya, alhasil keduanya bisa disejajarkan dalam satu alat tanpa wajib dikira selaku 2 format sistem ciri yang terpisah.

Kala usianya menggapai 7 tahun, kedua orang tuanya berpisah. Dampak dari perpisahan itu, bunda Basquiat hadapi tekanan mental berat sampai kesimpulannya terdesak dirawat dalam suatu rumah sakit jiwa. Basquiat serta kedua saudarinya, Lisane serta Jeanine, dibesarkan oleh Bapaknya di Boerum Hill.

Hoban menulis kalau papa Jean- Michel kerap memukulnya serta sempat sekali menusuk anus buah hatinya( Basquiat setelah itu membenarkan kalau penyerangan itu disebabkan ia terpergok melaksanakan ikatan seks dengan kerabat sepupu laki- lakinya). Di sekolah, ia melukis sejauh durasi. Si Guru mengingatnya selaku wujud yang amat berbakat sekalian amat pemakan bawang.

Hal temperamen Basquiat ini dipaparkan Cathleen Mc Guigan dalam tulisannya yang bertajuk,“ New Art, New Money“. Seseorang dealer, mendatangi studionya serta menciptakan tidak terdapat santapan segar, berangkat pergi serta kembali lagi dengan bawa kalengan buah- buahan serta kacang- kacangan.”

Namun apa yang beliau mau betul- betul cuma gambar aku,” ucap Basquiat setelah itu hari.“ Ia berupaya berkata pada aku kalau sopirnya yang berkulit gelap bertugas dengannya di dalam galeri, bukan semata- mata pengemudi.” Kala dealer itu pergi dari sanggar, dengan gundah Basquiat menunduk pergi dari jendela serta membuang isi kaleng di atas kepalanya.

Peristiwa ini tidak hanya membuktikan tindakan temperamental Basquiat sekaligus mengatakan rumor yang amat liabel menurutnya. Perlakuan si dealer itu menyinggung permasalahan keterbelakangan kalangan Afro- Amerika di

Amerika Sindikat. Untuk Basquiat, perihal itu merupakan suatu penghinaan kepada ketidakberdayaan kulit bercorak dalam keahlian seni, sekalian wujud demonstrasi kemapanan. Sensibilitas Basquiat kepada perkara ini tidak terbebas dari masa- masa kehidupan era anak muda sampai dewasanya yang banyak dihabiskan di jalanan yang penuh dengan kekerasan.

Kala dewasa 15 tahun, Basquiat angkat kaki dari rumahnya serta bermukim di Washington Square Park selaku orang jalanan, menikmati LSD obat- obatan yang lain. Buat membahu hidupnya, beliau menjual baju yang dilukis serta kartu pos ciptaan tangan di West Broadway. Suzi Gablik dalam bukunya bertajuk” Has Modernism Failed?” mengatakan Basquiat menanggapi,“ Aku cuma bersandar di situ( Washington Square Park, pena.) serta memakai LSD sepanjang 8 bulan di situ,”[‘ I just sat there dropping acid for eight months”] ucap Basquiat padanya.

“ Saat ini, seluruh nampak menjenuhkan. Perihal ini semacam mencelakakan pikiranmu.”[” Now all that seems boring. It eats your mind up.”]

Beliau di- DO dari sekolah buat berulang kalinya pada umur 17( tadinya, Basquiat mengatakan, ia melontarkan kepala sekolahnya dengan cream pie) serta mulai menulis pesan- pesan puitis serta mencoretkan ikon abnormal dengan temannya yang bernama Angkatan laut(AL) Diaz di bilik semua kota paling utama di SoHo.

Pesannya ditulis dengan spidol nampak pemberontak, dari yang maknanya nyata– semacam” Riding around in Daddy’ s convertible with trust fund money”- hingga yang maknanya tidak nyata serupa sekali, ilustrasinya;” Plush safe… he think.” Mereka men catat masing- masing perkataan dengan ikon“ serta symbol copyright.

Basquiat menarangkan bahwa “ ialah merk produk ataupun logo industri.

Tidak hanya itu ia pula bersahabat dengan bintang film belia disiden yang lain semacam, Keith Jebakan serta Kenny Scharf. Ketiganya jadi bagian dari pergerakan graffiti yang menjamur di East Village pada akhir 1970- an serta ialah donor antusias terkini untuk adat jalanan. Namun graffiti Basquiat sangat muncul sebab keunikannya, ciri“

beliau coretkan di semua SoHo serta TriBeCa. Seluruh orang menggemari“ .“ Itu perlengkapan buat mengejek kebohongan,” bagi Basquiat. Basquiat juga mulai jadi terkenal di golongan artis jalanan.

Graffiti mereka banyak menarik atensi.“ Pada dikala itu, kemanapun kalian berangkat ke awal galeri seni ataupun klub terkini yang aksi, ikon“ tentu telah timbul di situ,” tutur Jeffrey Deitch, seseorang komentator seni yang bertugas buat Citibank serta ini ialah tahap dini jalur Basquiat mengarah kemasyhuran.

Pada era itu, Citibank turut menganjurkan para pelanggannya buat memikirkan buatan seni yang bermutu selaku pemodalan yang bagus. Bersama dengan bank yang lain, Citibank pula menyambut buatan seni serta perabotan selaku wujud pembayaran pinjaman. Kebijaksanaan ekonomi inilah yang memupuk komersialisasi kepada buatan seni pada era itu.

Baca juga : Lukisan Ikonik Terpopuler di Dunia

Sayangnya, sedang belum dikenal siapa aktivis“ SAMO©.” Keith Jebakan, yang memuja- muja buatan seni“ , akhirnya menciptakan Basquiat di School of Visual Arts. Hari selanjutnya, buatan“ tergambar di semua bilik sekolah.

Pendapat Basquiat mengenai gagasan pada era awal mulanya ini,“ Aku menggemari buatan kanak- kanak dibanding buatan artis dikala ini.”“ Sebab aku terkini 7 simpati tahun, aku beranggapan aku dapat jadi bintang,” tutur Basquiat.“ Aku mempertimbangkan seluruh favorit aku, Charlie Parker, Jimi Hendrix…. Aku mempunyai perasaan romantis pertanyaan gimana orang jadi terkenal. Walaupun aku berasumsi karyaku tidak sebaik itu, aku senantiasa yakin diri.”

Biografi Tokoh Dunia: Isadora Duncan, Sang Pionir Tari Modern

Biografi Tokoh Dunia: Isadora Duncan, Sang Pionir Tari Modern – Isadora Duncan (27 Mei 1877 hingga 14 September 1927) adalah seorang penari dari Amerika Serikat.

Biografi Tokoh Dunia: Isadora Duncan, Sang Pionir Tari Modern

Sumber : biography.com

 Baca Juga : Sejarah dan Pengertian Seni Tari

jean-michel-basquiat – Sejarah perkembangan tari dunia tidak lepas dari citra Isadora Duncan.

Isadora adalah penari asal Amerika Serikat yang membebaskan balet dari batas-batas konservatif dan juga dikenal sebagai pelopor tari modern.

Ia termasuk dalam jajaran penari yang mengangkat status seni tari dari seni penjelasan menjadi seni kreatif.

Isadora lahir pada tanggal 26 Mei 1877 di San Francisco, California. Ia secara mandiri menyebarkan pemikiran tentang seni tari ke Eropa dan Rusia.

Dia menghindari gaya balet yang kaku dan pada saat yang sama menganjurkan konsep semangat bebas.

Ibu dari Modern Dance tumbuh di lingkungan yang tidak ada. Meski hidup dalam kemiskinan, dia terbiasa bersikap sopan.

Menolak kekakuan balet

Isadora tumbuh bersama ibunya, seorang guru musik, dan tiga saudara laki-laki dan perempuan lainnya.

Sejak masa kecilnya, dia menolak kekakuan balet klasik dan menggunakan ritme dan gerakan yang lebih alami sebagai dasar tariannya.

Masa mudanya dihiasi oleh koreografi yang terus berkembang. Ia memilih musik klasik Italia sebagai pengiring, dipadukan dengan kostum dan pola tari yang terinspirasi oleh lukisan Renaisans dan Yunani kuno.

Tentu saja kehidupan Isadora tidak berjalan dengan baik. Meski diundang ke pertemuan pecinta seni yang kaya, dia sering bertemu pesaing dan diejek.

Seorang wanita dari kalangan terkenal pernah membuat komentar kasar tentangnya.

Dia berkata, “Jika putri saya berpakaian seperti Nona Duncan, saya akan menguncinya di loteng.”

Isadora memang memiliki masalah keuangan, tetapi dia cenderung menolak undangan untuk berpartisipasi dalam pertunjukan vaudeville, sejenis empiema yang berlaku di Amerika Utara dari tahun 1880-an hingga 1920-an.

Dia membuat penampilan publik di Chicago dan New York pada tahun 1895, tetapi dengan sedikit keberhasilan.

Isadora meninggalkan Amerika Serikat pada usia 21 tahun untuk mencari pengakuan di luar negeri. Setelah menabung sedikit, dia berlayar ke Inggris dengan perahu ternak.

Sanggar tari

Di Inggris, Isadora mendapat inspirasi dari vas dan relief Yunani di British Museum dan ditampilkan dalam pertunjukan oleh orang kaya. Kerja kerasnya memungkinkan dia menyewa studio dan mengembangkan karyanya sendiri. Dia menghasilkan pertunjukan yang lebih dari sekedar panggung.

Pada tahun 1902, penampilan pertamanya di Budapest, Hongaria, dengan orkestra menjadi kunci suksesnya.

Selama dua tahun koreografinya, Isadora memperoleh ketenaran dan kesuksesan dan dapat melakukan perjalanan ke Yunani untuk ziarah spiritualnya.

Dia mewujudkan impian seumur hidupnya untuk menghubungi marmer suci Acropolis dan mempelajari misteri kuno seni dan arsitektur Yunani.

Pada tahun 1905, Isadora menetap di Gruenwald, Jerman, dan membuka sekolah tari pertama. Manajemen keuangan sekolah menggunakan hasil perjalanannya.

Bersama dengan saudara perempuannya Elizabeth, ia mulai melatih penari muda yang akan menjadi penampil di panggungnya “The Isadorables”, yang disebut oleh pers.

Awalnya ada 20 peserta laki-laki dan perempuan, tetapi upaya untuk mendapatkan lebih banyak peserta laki-laki tidak berhasil. Sarangnya ambruk karena kekurangan dana.

Saat itu, Isadora telah mendapatkan status selebriti di antara artis lainnya. Bahkan ketika Champs Elysées dibangun di Paris pada tahun 1913, gambar Isadora Antoine Bourdelle diukir di fasad dan mural auditorium.

Kehidupan pribadi

Isadora pernah melakukan sumpah untuk tidak menikah. Tapi beliau memiliki gadis putri diberi nama Deirde. Ayah biologis Deird adalah desainer panggung terkenal dengan nama Edward Gordon Craig {Edward Gordon Craig}. Meski hubungannya dengan Edward berakhir hanya dalam beberapa tahun, mereka tetap berteman seumur hidup. Anak kedua Isadora adalah Patrick, hasil pertemanannya dengan putra pengusaha mesin jahit terkenal Paris Singer.

Sebelum pecahnya Perang Dunia I, Paris mendukung Isadora untuk mendirikan sekolah tari kedua di Belevue.

Namun, saat Deird dan Patrick ditenggelamkan oleh pengasuhnya, Isadora harus menelan obat pahit itu. Mobil yang membawa mereka meluncur ke Seine pada tahun 1913.

Isadora dihancurkan. Dia bangun dengan menciptakan tarian “Ibu” dan “Marche Fennebull”, mengekspresikan kehilangan dan kesedihannya secara universal.

Secara bertahap, dia memutuskan untuk pindah ke Italia dengan temannya Eleanora Duse (Eleanora Duse), dan mulai membuat koreografi tarian, dengan simfoni No. 9 Schubert dan Peter Ilyich Tchaikov Disertai dengan simfoni No. 6 Skye

Antara 1916 dan 1920, dia tampil solo dan melakukan tur Eropa dan Amerika, termasuk kunjungan ke Amerika Selatan.

Pada 1921, dia pergi ke Moskow dan bersemangat untuk memulai sekolah tari. Isadora bertemu dengan penyair Sergei Yesenin yang 17 tahun lebih muda darinya.

Dia menikah dengan Sergei pada tahun 1922 dan dilantik. Meskipun publik Amerika mengkritiknya karena menikahi seorang Rusia, dia tidak takut dan membawa Sergei ke Amerika Serikat. Dia ditandai sebagai agen Bolshevik dan meninggalkan rumah dengan salam yang menyakitkan. Dia berkata, “Selamat tinggal, Amerika, aku tidak akan pernah melihatmu lagi.” Saat berada di Eropa, hubungan antar jiwa Sergey sempat bermasalah. Dia kembali ke Uni Soviet pada tahun 1925 dan bunuh diri.

 

   Baca Juga : Mengenal Sejarah Musik Keroncong dan Alat Musiknya

Kematian tragis

Isadora menjalani kehidupan yang menyedihkan di tahun-tahun terakhir hidupnya. Dia tinggal di Nice, Prancis. Kematian Isadora sedramatis hidupnya.

Pada malam hari Rabu, 14 September 1927, dia bertemu dengan seorang pengemudi muda dan mengundangnya dan teman-temannya untuk berkeliling kota.

Mobil sport Bugatti melaju, dan dia mengucapkan selamat tinggal.

Dia berkata: “ Selamat tinggal, saya mencurigakan, saya terhormat, yang berarti “Selamat tinggal teman-teman saya, saya akan terhormat.” ”

Selang beberapa saat, selendang di lehernya melilit roda belakang mobil, dia terlempar ratusan meter dan diseret, dan lehernya tiba-tiba patah.

Isadora Duncan dinyatakan meninggal pada pukul 21:40 waktu setempat, dikremasi setelah kematiannya dan ditempatkan abunya di Pemakaman Pastor Lachaise di Paris, Prancis.

Setelah Isadora meninggal, dia terus menginspirasi seniman kontemporer di seluruh dunia.

Ada lebih dari 40 buku tentang Isadora, serta banyak gambar, lukisan, patung, dua film, dua belas film dokumenter TV, dan beberapa drama dan puisi tentang hidupnya.