Warisan Ikon Budaya Seni Jean-Michel Basquiat

Warisan Ikon Budaya Seni Jean-Michel Basquiat – Karya- karya muda yang termotivasi dari grafiti Black American akan membuktikan fakta kecerdasannya melalui campuran yang kokoh antara pandangan yang hidup serta bacaan puitis. Dunia seni lagi memuja- muja energi membuat Basquiat melalui unjuk rasa seperti itu di Galeri Acquavella New York, membuktikan koleksi ciptaan keluarga Schorr di atas kertas.

.jean-michel-basquiat

Warisan Ikon Budaya Seni Jean-Michel Basquiat

jean-michel-basquiat – Karir Jean- Michel Basquiat cuma bertahan sepanjang 8 tahun, dipersingkat dengan kepergiannya yang mengenaskan pada tahun 1988. Namun sedemikian itu, karya- ciptaannya kemudian dikagumi dan diperlihatkan dengan metode garis besar. Kolektor dini Herbert serta Lenore Schorr membenarkan kalau alat ini serupa berartinya dengan praktik Basquiat. Schorr membuktikan keyakinan pada bintang film sejak awal; menciptakan koleksi sebagian ciptaannya yang sangat muncul. Demonstrasi di Galeri Acquavella sudah menunjukkan opsi dari ditaksir keseluruhan 1000 buatan yang dibuat di atas kertas oleh Basquiat antara tahun 1980 serta 1988.

Dikagumi di semua dunia, Jean- Michel Basquiat jadi populer di dini 1980- an dengan merk seni kontemporernya yang tidak salah lagi. Lukisan- lukisannya yang nampak kuno namun lingkungan sarat dengan pandangan aneka warna serta ungkapan- ungkapan kontroversial. Terbebas dari minimnya penataran pembibitan berseni resmi, komposisinya menarik penonton semacam seseorang pakar.

Baca Juga : Jean-Michel Basquiat Mengubah Dan Membentuk Budaya Seni Kontemporer

Jean- Michel Basquiat lahir pada tahun 1960 dari papa Haiti, serta bunda dari generasi Puerto- Rico yang dibesarkan di Brooklyn. Bersama dengan 2 adik wanita Basquiat, keluarga itu bermukim di Park Slope, Brooklyn. Pembelajaran multikultural ini berarti kalau pada umur 11 tahun Basquiat telah dapat membaca, menulis, serta berdialog dengan mudah dalam bahasa Prancis, Spanyol, serta Inggris. Orang berumur serta gurunya membenarkan kecerdikan ini, tercantum keahlian berseni awal mulanya. Anak pria itu hendak menciptakan gambar- gambar yang termotivasi animasi bersama ibunya, yang mempunyai atensi dalam konsep pakaian serta coretan.

Tetapi, Basquiat tidak mempunyai era kecil yang gampang; pada tahun 1968 dia ditabrak mobil, menginginkan penyembuhan berbulan- bulan di rumah sakit. Pada tahun yang serupa orang tuanya berakhir, serta papa mereka Gerard membesarkan kanak- kanak. Ibunya mempunyai sebagian mantra di rumah sakit jiwa, serta Basquiat biasa melarikan diri dari rumah dikala anak muda. Tetapi pengalaman susah ini tidak memastikan jalur hidup Basquiat. Kreativitasnya sedang bertumbuh, paling utama lewat kehadirannya di City As School yang liberal di Manhattan.

Dikala mendatangi City As School Basquiat bersahabat dengan Al Diaz, seseorang kreator grafiti di Lower East Side. Bersama- sama mereka menghasilkan kepribadian fantasi bernama SAMO yang mencari nafkah dari menjual agama ilegal. SAMO, abreviasi dari Same Old Shit, jadi tag grafiti, yang mereka semprotkan di Lower Manhattan.

Antara 1977 serta 1980 grafiti SAMO jadi panorama alam yang produktif di dekat jalan- jalan di pusat kota New York. Tag SAMO juga kerap diiringi berbagai statment puitis, tetapi sarkastis, yang menanggapi berbagai bermacam poin, lalu dari sebagian warga pelanggan hingga kehadiran aman dari mahasiswa seni yang banyak. Tidak hanya itu, tag sering- kali melibatkan ikon hak membuat di bagian akhir, menjiplak logo merk. Tetapi, kala Basquiat berselisih dengan Diaz pada tahun 1980,  yang menyebabkan timbulnya frasa SAMO IS DEAD.

Pada tahun 1978, satu tahun dikala saat sebelum lulus, Basquiat putus sekolah dan meninggalkan tempat tinggal keluarganya. Tunawisma, ia mulai hidup dengan kawan dan menghidupi dirinya sendiri dengan menjual T- Shirt dan kartu pos yang dilukis dengan tangan. Beliau pula memproduksi lukisan serta mosaik yang mempunyai faktor Abstrak Ekspresionisme.

Pada 1979 Basquiat membuat grafiti sendiri, dengan fokus pada segmen seni SoHo di mana ia dapat mengiklankan dirinya sendiri. Ia berjumpa sesama grafiti Keith Jebakan serta Kenny Scharf yang lagi berlatih di Sekolah Seni Visual. Berikutnya, Basquiat sudah membuat suatu band bernama Gray, dipanggil Grays Anatomy, novel rujukan mempengaruhi yang dibelikan ibunya selaku seseorang anak.

Tetapi, Basquiat menyudahi buat pergi dari band kala ia mulai menyambut aplaus buat seninya. Tidak hanya itu, Basquiat berganti jadi selebritas, beberapa sebab penampilannya di kegiatan langsung, Televisi Party. Ia pula membintangi bersama Debbie Harry dari Blondie dalam film Downtown 81, yang diketahui selaku New York Beat Movie, yang ialah tipe dongeng dari hidupnya sendiri Tidak hanya itu, Basquiat bisa memakai bayaran film buat membeli materi buat mulai melukis dengan sungguh- sungguh.

Basquiat awal kali menyambut pengakuan berseni lewat The Times Square Show, suatu demonstrasi inovatif yang memberitahukan seni kontemporer terkini pada tahun 1980. Lukisan serta gambar Basquiat timbul selaku coretan semacam anak kecil pada awal mulanya, namun pada pengecekan lebih dekat mengatakan ilham serta pendapat sungguh- sungguh mengenai warga.

Ciptaan mula mulanya pula akan mengombinasikan beberapa frasa yang cerdas, tetapi bermuatan politis yang digunakan untuk cap biru SAMO. Tetapi, pada akhir tahun 1981, beliau tidak butuh lagi berhubungan dengan tag grafiti sebab beliau meningkatkan nama baik garis besar selaku artis baru yang lagi naik daun. Yang berfungsi dalam meluncurkan pekerjaan global ini merupakan postingan Artforum 1981 buatan Rene Ricard, The Radiant Child, yang setelah itu jadi julukan film 2010 mengenai Basquiat.

Bagus bacaan ataupun lukisan dalam karya- karya Basquiat bawa banyak arti. Pendapat sosialnya kerap berpusat pada marginalisasi sejauh asal usul, tercantum topik- topik semacam perbudakan serta penjajahan. Lukisannya tahun 1981 Untitled( Tobacco Versus Red Chief) merupakan salah satu ilustrasinya, melukiskan seseorang kepala kaum asli Amerika memandang segenggam apa yang nampak semacam tembakau.

Kepala kaum ditutupi oleh kawat berduri yang dilukis di dekat pinggir kanvas, membuktikan perambahan penduduk terkini di tanah itu. Sosok- sosok yang ia menggambar kerapkali bercorak gelap, namun sering- kali dilapis dengan, ataupun digariskan dalam, putih, menarik atensi pada bagaimana suku bangsa dicerminkan.

Badan orang, spesialnya kepala, merupakan karakteristik penting dalam buatan Basquiat, yang dipengaruhi oleh pembacaannya mengenai Anatomi Gray. Pada tahun 1982 beliau menciptakan 18 edisi cap, bertajuk Anatomi, yang memantulkan ketertarikannya pada dandanan raga badan. Gambar Basquiat pula dibanding dengan karya- karya penuh warna serta gelisah dari artis tadinya sepertiCy Twombly serta Jean Dubuffet.

Deskripsi tokoh- tokoh populer pula kesekian dalam buatan Basquiat paling utama petinju. Bintang- bintang ini diperlihatkan bersama deskripsi bintang film kulit gelap Hollywood buat demonstrasi Basquiats 1983 di Galeri Larry Gagosian di Los Angeles. Gambar semacam Charles the First( 1982) serta Horn Players( 1983) pula membuktikan ketertarikan Basquiat pada nada jazz. Dia terlebih berhasil melindungi aktivitas musiknya sendiri pada disaat yang seragam dengan kemasyhuran artistiknya. Basquiat ingin menjadi DJ di klub Manhattan yang modern serta menciptakan rekaman rap dengan bintang film semacam Fred Braithwaite, Toxic, A- One, Al Diaz, serta Rammellzee.

Terbebas dari keberhasilan internasionalnya, permasalahan Basquiat dengan tergila- gila narkoba terus menjadi memburuk bersamaan dengan kemajuan pekerjaannya. Angka seni yang besar menimbulkan perasaan paranoid kalau propertinya hendak dirampok; perasaan yang diperburuk oleh pemakaian narkoba. Tiap keterangan kurang baik mengenai pertunjukannya serta kesusahan yang lagi berjalan dengan orang dagang seni kerap mengganggunya. Bogem mentah terakhir buat kondisi rapuhnya terjalin kala Warhol tewas pada tahun 1987.

Sepanjang masa- masa tersulit, Basquiat sudah memohon sokongan serta desakan pada Warhol, buatnya sirna sebab kehabisan. Akhirnya Basquiat merasa terasing di sanggar Great Jones Street yang awal mulanya beliau carter dari Warhol. Di sanggar New York inilah Basquiat overdosis heroin pada tahun 1988, yang menimbulkan kepergiannya pada umur muda 27 tahun.

Akhir mengenaskan Basquiat mendengungkan sebagian orang populer yang ia kagumi. Ikon- ikon ini tercantum Jimi Hendrix serta Janis Joplin, yang pula tewas sebab overdosis obat pada umur 27 tahun, serta pemain saksofon jazz Charlie Parker, yang pula berjuang melawan tergila- gila heroin. Oleh sebab itu amat perih kalau Basquiat, seseorang artis yang memimpikan kemasyhuran di umur muda, serta yang merayu kemasyhuran ini kala datang, pada kesimpulannya hendak dibakar semacam pahlawannya. Tetapi warisannya sedang kokoh di golongan artis kontemporer dikala ini, yang lalu mengagumi keserentakan kreatifnya, kecerdasannya, serta keelokan mentah lukisannya.

Jean-Michel Basquiat Mengubah Dan Membentuk Budaya Seni Kontemporer

Jean-Michel Basquiat Mengubah Dan Membentuk Budaya Seni Kontemporer – Tahun ini Barbican menjadi tuan rumah pameran skala besar pertama di Inggris dari karya Jean-Michel Basquiat. Salah satu pelukis paling berpengaruh di abad ke -20, Basquiat muncul pada akhir 1970-an di kancah seni bawah tanah post-punk di pusat kota New York. Memulai karirnya sebagai setengah dari grup grafiti SAMO©, citra otodidak yang terkenal dan mentah menawarkan wawasan tentang pengalamannya sebagai seniman kulit hitam muda yang menantang masalah sosial-politik dan bentuk artistik tradisional.

jean-michel-basquiat

Jean-Michel Basquiat Mengubah Dan Membentuk Budaya Seni Kontemporer

jean-michel-basquiat – Sebagai seorang anak ia telah menggambar dengan rakus, ayah akuntannya membawa pulang kertas untuk dia menggambar. Energi kreatif ini kemudian disalurkan ke dalam lukisannya, sebuah pendekatan mentah yang akan datang untuk mendefinisikan neo-ekspresionisme tetapi juga munculnya Art Brut dan apa yang kemudian dianggap sebagai Seni Luar.

Dipengaruhi oleh kolase Robert Rauschenberg, karya-karyanya memadukan sumber-sumber dalam kohesi kacau yang seolah-olah mendefinisikan keadaan terfragmentasi dari identitas dan lingkungannya.

Baca Juga : Bagaimana Musik Mengarahkan Seni Jean Michel Basquiat

Pendekatan, penyambungan dan pemotongan berbagai bahasa dan perspektif ini telah menjadi definitif dari kondisi seni rupa kontemporer saat ini memikirkan kembali dan memperumit ide-ide sejarah dan identitas yang sudah mapan. Rasa bahasanya yang luar biasa dan kepekaannya dalam menangani elemen-elemen ini masih mendasar.

Sejak kematiannya yang tragis pada tahun 1988, Basquiat hanya memiliki sedikit eksposur di Inggris; tidak satu pun karyanya disimpan dalam koleksi publik. Pameran baru ini, Basquiat: Boom for Real , menyelami pengaruh musik dan film atas karyanya di samping dampak keterlibatannya dengan adegan di pusat kota; memungkinkan pengunjung untuk menempatkan seniman dalam konteks budaya yang lebih luas.

Di sini, kurator pameran Lotte Johnson, berbicara kepada kita melalui pengaruh abadi Basquiat dan bagaimana energi kreatifnya merentangkan media dan genre.

Thalia Chin: Sangat sedikit karya Basquiat yang telah dipamerkan di London sebelumnya, dapatkah Anda memberi tahu saya sedikit tentang apa yang memengaruhi keputusan untuk memproduksi pameran ini dan mengapa sekarang?

Lotte Johnson: Sungguh luar biasa bahwa pertunjukan besar terakhir dari karya Basquiat adalah di Serpentine pada tahun 1996, jadi rasanya seperti momen yang sangat indah untuk dapat membawa karyanya ke sini.

Juga, tidak ada karya Basquiat di koleksi publik, yang berarti ada seluruh generasi atau sekelompok orang – yang belum dapat melihat karyanya secara langsung, yang sangat menarik mengingat dia adalah seorang tokoh kultus dan titik referensi bagi banyak orang tidak hanya dalam budaya populer, tetapi juga bagi banyak seniman yang bekerja saat ini. Jadi rasanya saat yang sangat tepat untuk bisa berbagi karyanya dengan penonton London dan Eropa, karena pertunjukannya juga akan ke Jerman setelah ini. Sangat menyenangkan bisa memberi orang akses ke karyanya dalam daging.

Thalia: Apakah selalu ada ide yang jelas tentang bagaimana pameran harus ditata, berdasarkan tema atau dalam bentuk linier? Menurut Anda, apa cara terbaik untuk dapat menunjukkan keragaman karyanya?

Lotte: Sangat sulit untuk mengetahui apa yang harus difokuskan karena dia adalah seniman yang sangat luas dan produktif yang membuat begitu banyak karya dalam hidupnya. Tapi pertunjukan itu benar-benar memiliki dua fokus utama: satu menempatkan dia di dalam adegan pusat kota dan benar-benar mengeksplorasi karya awalnya di akhir 1970-an dan awal 1980-an; yang kedua hanya merayakan keragaman materi sumbernya, entah itu dari jazz Beat Bop, sinema bisu, seniman sejarah atau sejarah kuno.

Jadi bagian pertama pertunjukan dibuka dengan New York/New Wave,yang merupakan rekreasi dari pameran yang ia tunjukkan pada tahun 1981 dan merupakan pertunjukan pertama yang benar-benar memberinya platform yang menonjol.

Dia diberi ruang dinding yang sangat besar untuk menggantung lukisannya dan dia menggantungnya di gantungan yang sangat dinamis dan hampir bergaya salon ini. Pameran itulah yang benar-benar membawanya ke perhatian para kritikus di New York dan dia mendapatkan pertunjukan solo pertamanya di belakang itu, dan diikuti oleh dealer dan perwakilan.

Thalia: Itulah yang memulai karirnya.

Lotte: Tepat, jadi kami ingin memulai pertunjukan dengan ledakan karyanya ini. Kemudian kami sedikit mundur dan menjelaskan bagaimana dia sampai ke titik itu sehingga kami menjelajahi eksperimennya sebagai SAMOC, proyek grafiti kolaboratif di jalan-jalan New York di mana dia menyemprotkan lukisan pernyataan yang sangat puitis dan cukup politis ini, lalu kami menjelajahi pemandangan pusat kota dan kru yang dia ajak nongkrong di akhir 1970-an dan 80-an di Canal Zone, yang merupakan loteng yang disewa oleh seniman Inggris Stan Peskett, Basquiat sering nongkrong di sana.

Kemudian kita menjelajahi pemandangan pusat kota, seperti Klub dan Area Mudd, tempat-tempat ini yang akan menyediakan titik pertemuan bagi banyak seniman seperti Keith Haring, Maripol dan Grace Jones, hanya sekelompok orang eklektik yang luar biasa yang semuanya berbagi ide dan energi mereka kami sebenarnya memiliki beberapa kolaborasinya dengan Keith Haring dalam pertunjukan, yang sangat menarik.

Lalu adaDowntown 81 yang merupakan film yang dia bintangi sebagai artis yang sangat muda, dia hampir memerankan dirinya sendiri, dia memerankan artis yang turun-temurun di New York yang sedang berjuang untuk menemukan identitasnya, yaitu siapa Basquiat saat itu. , ada semacam kehidupan yang mencerminkan momen seni.

Setelah itu kita pindah ke bagian Beat Bop yang mengeksplorasi musiknya dan juga termasuk sorotan nyata dari pameran, Hollywood Afrika,yang merupakan lukisan yang dibuatnya setelah melakukan perjalanan darat di Pantai Barat.

Dia, artis dan musisi lain yang bergaul dengannya pada waktu itu dengan bercanda menyebut diri mereka sebagai orang Afrika Hollywood karena mereka merasa kurangnya perwakilan kulit hitam, jadi ini semacam kritik pedas terhadap politik rasial. Terakhir kami memiliki bagian tentang Warhol dan persahabatannya yang benar-benar timbal balik.

Thalia: Saya berasumsi rekreasi pameran 1981 itu adalah pertama kalinya banyak karya disatukan kembali?

Lotte: Ya, kami sangat senang dengan gagasan untuk dapat merekonstruksi momen pertama di mana dia menarik perhatian banyak publik New York dan rasanya ini momen yang sangat tepat saat kami melakukan banyak penelitian tentang karya-karya yang pertama kali ditampilkan di sana.

Jadi kami mulai mengumpulkan di mana sebenarnya lukisan-lukisan itu berada dan posisi apa yang dia tempatkan. Foto-foto asli pertunjukan dan juga beberapa cuplikan video membantu kami menciptakan penghormatan ini pada momen aslinya, momen di mana dia pertama kali didorong ke New adegan York dan menghidupkannya kembali.

Thalia: Dia sangat muda saat itu.

Lotte: Ya persis, dia berusia dua puluh tahun ketika pertunjukan itu dibuka jadi itu benar-benar luar biasa, dia ditampilkan bersama orang-orang seperti David Byrne dan Andy Warhol.

Thalia: Menurut Anda seberapa formatif hubungan yang dia miliki dengan adegan pusat kota tahun 80-an dengan pekerjaan yang dia hasilkan?

Lotte: Luar biasa, dia pada dasarnya dapat ditemukan di sebuah klub setiap malam di akhir 1970-an dan awal 80-an, dia sangat tertanam di pusat kota dan di sanalah dia bertemu banyak orang yang akan menjadi teman dan kolaboratornya. , seperti Keith Haring. Jadi saya pikir itu sangat penting untuk latihannya di awal karirnya.

Thalia: Anda menyebutkan sebelumnya tentang simbol yang dapat diidentifikasi yang muncul di seluruh karyanya. Bisakah Anda memberi tahu kami sedikit tentang interpretasi di balik ikonografi ini?

Lotte: Yah itu sangat menarik karena kami memiliki beberapa buku di acara ini yang kami tahu Basquiat dirujuk terus-menerus dan ditarik langsung. Satu buku adalah Sumber Simbol oleh Henry Dreyfuss, yang mengeksplorasi tanda-tanda yang umum digunakan dalam budaya yang berbeda tetapi juga dalam masyarakat kontemporer dan di jalan.

Ada seluruh sistem simbol hobo di mana orang-orang yang tinggal di jalanan akan meninggalkan tanda satu sama lain untuk menunjukkan apakah aman untuk tinggal di suatu tempat. Basquiat benar-benar tertarik pada simbol-simbol tertentu dan mereka sering muncul kembali dalam karyanya.

Dia juga sangat tertarik dengan pemikiran Afro-sentris dan kita tahu dia memiliki sebuah buku karya Robert Farris Thompson sehingga dia memiliki selera yang ganas tentang bagaimana kita membaca tanda dan simbol dalam masyarakat sehari-hari dan bagaimana bisa ada banyak makna atau kiasan yang dapat diambil dari simbol-simbol tersebut.

Thalia: Apakah Anda memiliki lukisan favorit pribadi di pameran ini?

Lotte: Saya pikir salah satu karya favorit saya adalah Ishtar, yang ada di bagian Ensiklopedia dan dipinjam dari koleksi Ludwig di Aachen. Sangat jarang ditampilkan di luar koleksi mereka jadi kami sangat beruntung memilikinya di sini.

Ishtar adalah dewi kesuburan Mesir jadi ini benar-benar perayaan simbolisme Ishtar, tetapi termasuk banyak referensi lain, ada babi kecil yang digambar di sudut kanan dengan berbagai kata di bawahnya yang artinya berbeda untuk kata babi, seperti akar dan asal yang berbeda.

Itu salah satu karya yang benar-benar mengeksplorasi keluasan dan jangkauan referensinya. Karya favorit saya yang lain adalah Hollywood Afrika, hanya warna-warna cerah dalam karya itu yang luar biasa, tetapi juga konten dan subjeknya, cara dia mendokumentasikan perjalanan yang indah ini, momen yang sangat kolaboratif antara tiga teman, tetapi juga kritik yang membara dan menunjukkan betapa serbagunanya dan lincah dia sebagai seorang seniman.